HALAMAN HITAM
Halaman hitam, bukan hal mudah untuk menuliskan ini. Menuliskan ini artinya saya harus mengingat kembali halaman yang sudah saya tutup rapat-rapat, sudah saya usahakan untuk tidak lagi mengingat rasa sakitnya namun dari ini saya bisa belajar apa arti menjaga yang sebenarnya.
Kalau tidak salah ingat, tahun 2019 adalah tahun dimana saya dipertemukan oleh dia. Saat itu saya duduk bersama salah satu teman dan dia duduk didepan saya. Kami berkumpul di rumah itu yang mungkin sampai saat ini menjadi rumah kedua saya di kota ini. Berkumpul dengan teman, sharing pengalaman mereka dan membahas sesuatu hal yang mungkin menjadi sebuah pengetahuan untuk saya sendiri, saya lupa-lupa ingat, saat itu ada sesuatu pembahasan yang dimana membuat saya salah mengira; mengira saya dan dia yang dibahas saat itu. Sampai sebuah perkataan saya yang tanpa sengaja keluar begitu saja, yang membuat orang-orang pada saat itu tertawa lebih tepatnya menertawakan saya. Mereka melontarkan perkataan dan candaan itu tanpa memikirkan bagaimana perasaan saya saat itu. Candaan mereka tidak membuat saya tertawa namun membuat saya harus menahan rasa sakit, Perkataan mereka tidak lagi sebuah yang baik namun buruk untuk saya. Entah mengira saya yang terlalu kebawa perasaan namun itu cukup melukai saya, kalimat ejekan mereka tidak saya lupa sampai sekarang.
Saya tidak akan menceritakan secara detail kondisi saat itu, kondisi dimana saya dipermalukan didepan orang-orang. Namun dari sini saya bisa belajar bahwa tidak semua candaan itu membawa tawa, tidak semua candaan itu benar-benar candaan dan tidak semua candaa itu bisa di terima.
Tahu tidak? Apa yang perlu kita jaga, ada dua; Mulut dan Hati.
Kadang kita perlu menjaga setiap kalimat yang ingin dilontarkan entah itu bertujuan baik atau tidak, entah itu lawak atau tidak, karena pada dasarnya tidak semua orang disekitar kita bisa menerima itu, banyak diluar sana sampai lupa bahwa setiap orang punya perbedaan dalam menanggapi sesuatu hal. Apalagi dijaman ini, sekarang setiap kalimat buruk akan dibungkus dengan kalimat "hanya bercanda".
Tidak sulit untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, tidak ada yang tahu perkataan itu menyakiti orang atau tidak. Diam mungkin lebih baik.
....
Komentar
Posting Komentar