LANGKAH YANG TERTINGGAL?

 Tiap malam, saya jarang sekali untuk bisa tidur cepat. Mungkin karna sudah jadi kebiasaan saya yang tidur di waktu dimana orang lain sudah masuk dalam mimpi mereka masing-masing. Di waktu malam itu saya gunakan berbagai hal yang bisa di bilang produktif untuk dilakukan, mungkin salah satunya memikirkan masa depan. Merencana dimana saya akan kerja setelah kuliah, bagaimana cara saya bisa membahagiakan kedua orang tua saya atau bagaimana saya bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar saya. Namun disamping itu saya sering merasa di masa sekarang, banyak melakukan hal yang sia-sia. Seperti; rebahan, scroll app yang bagi sebagian orang tidak ada gunanya atau berpergian sama teman. Tidak memungkiri tidak melakukan kegiatan tersebut, saya juga anak muda yang hidup di zaman 4.0.

Merasakan hal itu tumbuh pertanyaan-pertanyaan tentang diri saya sendiri

"saya punya skill apa sih?"

"saya punya apasih ?"

atau

"apa sih yang bisa saya banggakan dalam diri saya?"

Pertanyaan itu sering sekali muncul tiba-tiba hingga dimana saya sering menyalahkan diri sendiri. Ditambah melihat orang-orang di sekitar yang seumuran dengan saya punya sesuatu yang patut dibanggakan dalam dirinya. Muncul lagi pertanyaan-pertanyaan tentang diri saya sendiri

"kenapa dia hebat, saya tidak?"

"kenapa dia bisa, saya tidak?"

Sampai di titik saya menyalahkan yang sebenarnya tidak bisa disalahkan. Berhari-hari saya memikirkan dan menanyakan itu ke diri saya, kemudian mencoba merubah apa yang tidak jadi biasa menjadi biasa bagi saya, seperti membaca buku inspiratif orang-orang hebat. Membaca-membaca, hingga saya menemukan sebuah kalimat yang berkata

"Siapa yang tahu? Kau di esok hari mungkin saja bisa jauh lebih baik daripada kau yang ada di pikiran mu sekarang." -(Buku : aku bukannya menyerah, hanya sedang lelah. karya: Geulbaewoo)

Dan saat itu saya tersadar bahwa apa yang saya pikirkan sekarang tentang diri saya sendiri pun tidak pasti akan terjadi di kemudian hari, malah pertanyaan-pertanyaan itu yang membuat rasa kepercayaan diri saya berkurang ditambah melihat kesuksesan orang-orang di sekitar. 

Sebagai penyemangat, saya menulis ini khusus untuk diri ini dan orang yang sedang membaca blog ini

"Terima kasih sudah menjadi yang terbaik hari ini, beruntunglah kita bisa diberikan kesempatan untuk melakukan hal yang baik dan merasakan itu di hari ini dimana belum tentu orang lain sudah merasakan apa yang kita rasakan hari ini baik itu rasa bahagia,sedih, kecewa dan lelah sekalipun. Kita punya masing-masing istimewa didalam diri, jadi jangan sekali-kali untuk membandingkan apa yang ada di orang lain tapi tidak ada di diri kita sendiri "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMULAI DULU DARI DIRI SENDIRI

RINDU YANG TIDAK AKAN PERNAH DISAPA

DIRI YANG PERLU DIRAYAKAN